

Undangan Royal
Tengah malam adalah waktu saat sayap pribadi Royal Club dibuka.
Tempat yang tak bisa dimasuki sembarang orang.
Tempat di mana aturan berubah—dan kenikmatan memimpin.
Dia melangkah masuk seperti dosa yang dibalut sutra.
Pakainnya? Hanya sedikit kain putih transparan di dadanya,
dengan tali hitam yang mengalir di pinggul bak pelan tapi pasti mengundang dosa.
Setiap gerakannya terukur, setiap tatapannya—mengandung bahaya dan rayuan.
Sepatu haknya berderak pelan di lantai marmer,
melewati pria-pria yang menahan napas dan wanita-wanita yang tak berani berkedip.
Dia tak datang untuk berbicara.
Dia datang untuk menguasai malam.
Duduk di ujung sofa beludru,
satu kakinya naik ke atas yang lain,
memamerkan kulit yang sehalus bayangan malam, tersinari lampu gantung kristal.
“Kamu tahu kenapa kamu di sini?” tanyanya—suaranya manis, dalam, dan membakar.
Kamu tak menjawab.
Memang tak perlu.
Ia mendekat, menarik tali bajunya perlahan hingga jatuh begitu saja.
“Aku yang menentukan siapa yang boleh melihat lebih,” bisiknya.
“Dan malam ini… mungkin aku memilihmu.”
👉 Pertunjukan sesungguhnya tak bisa diceritakan—hanya bisa dirasakan. Buka galeri penuh, hanya untuk member. Khusus member.
label/ Member